BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang
tidak dapat lepas dari manusia lain. Untuk itulah manusia selalu berhubungan
atau berinteraksi dengan manusia lain, baik secara individu atau kelompok.
Dalam proses tersebut tentu ada hubungan yang sifatnya timbal-balik.
Hubungan agama dengan berbagai unsur
sosial dan budaya, seperti organisasi sosial, ekonomi, politik, dan
pengetahuan. Sosiologi agama mempelajari hubungan antara fenomena yang terjadi
dalam masyarakat dengan agama. Dalam sosiologi agama dipelajari beberapa materi
yang meliputi perilaku manusia yang berhubungan dengan keyakinan yang
dianutnya, peranan agama sebagai pranata sosial, perananan agama dalam
perubahan masyarakat, dan peranan agama sebagai agen pengendalian sosial.
Untuk mengkaji (studi) Islam
diperlukan pendekatan dan metode yang tepat dan sesuai untuk pemecahan masalah.
Pendekatan dalam aplikasinya lebih mendekati disiplin ilmu karena tujuan utama
pendekatan untuk mengetahui sebuah kajian dan langkah-langkah metodologis yang
dipakai dalam pengkajian atau penelitian.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa definisi
ilmu sosial dan sebutkan cabang-cabangnya ?
2.
Jelaskan
pendekatan sosiologi, antropologi, ilmu politik, dan pedagogis dan contoh
aplikatif pendekatan ilmu sosial dalam kajian Islam ?
C. Tujuan
1.
Dapat
menjelaskan definisi ilmu sosial dan menyebutkan cabang-cabangnya.
2.
Dapat
menjelaskan pendekatan sosiologi, antropologi, ilmu politik, dan pedagogis dan
contoh aplikatif pendekatan ilmu sosial dalam kajian Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Sosial dan Cabang-cabangnya
1.
Pengertian Ilmu
Sosial
Secara singkat pengertian tentang Ilmu Sosial dapat dijelaskan
sebagai berikut:
(1)
Ilmu
Sosial terdiri dari berbagai ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai
makhluk sosial. Karena juga ada kata sosial maka jawaban sederhana
tersebut dapat diberi arti lebih lanjut. Ilmu Sosial ialah ilmu atau sejumlah
ilmu yang mempelajari manusia dalam kehidupan sosialnya.
(2)
Batasan
singkat tentang Ilmu Sosial dapat juga dikemukakan sebagai studi tingkah laku
kelompok manusia, atau “The study of the group behavior of human beings”.[1]
Istilah ilmu
sosial menurut Ralf Dahrendorf, seorang ahli sosiologi Jerman dan penulis buku Class
and Class Conflict in Industrial Society,
merupakan suatu konsep yang ambisius untuk mendefinisikan seperangkat
disiplin akademik yang memberikan perhatian pada aspek-aspek kemasyarakatan
manusia. Ilmu-ilmu sosial mencakup sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi,
geografi sosial, politik bahkan sejarah walaupun di satu sisi ia termasuk ilmu
humaniora.[2]
Ilmu sosial
pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari perilaku dan aktivitas manusia
dalam kehidupan bersama. Dengan demikian ilmu sosial mempelajari bagaiman
hubungan manusia dengan manusia, dan bagaimana hubungan manusia dengan
lingkungannya. Dalam konteks ini, sangat jelas bahwa manusia bertugas
mempelajari tentang dirinya sendiri. Objek ilmu sosial adalah manusia dan
hubungannya dengan lingkungannya. Lingkungan dalam konteks ini berarti manusia
lain atau objek fisik di sekitar
manusia.
Ilmu sosial
mengkaji perilaku manusia yang bermacam-macam. Misalnya perilaku manusia dalam
hubungannya dengan manusia lain baik pribadi atau kelompokmelahirkan ilmu
sosiologi, perilaku manusia pada masa lalu melahirkan ilmu sejarah, perilaku
manusia kaitannya dengan kejiwaan melahirkan ilmu psikologi, perilaku manusia
kaitannya dengan pemenuhan kebutuhannya melahirkan ilmu ekonomo, dan
sebagainya.[3]
2.
Cabang-cabang
Ilmu Sosial
Ilmu sosial memiliki beberapa cabang diantaranya adalah sebagai
berikut:
a)
Sosiologi
Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu yang mempelajari
masyarakat.
b)
Antropologi
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari manusia pada umumnya, dan
khususnya antropologi budaya, yang mempelajari segi kebudayaan masyarakat.
c)
Ekonomi
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari produksi dan pembagian
kekayaan dalam masyarakat, atau ilmu sosial yang mempelajari bagaimana manusia
memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas baik jumlah maupun jenisnya, dengan alat
pemuas kebutuhan yang terbatas.
d)
Geografi
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan
atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Karena kaitannya dengan
hal fisik inilah, sebagian ilmuwan tidak memasukkannya dalam ilmu sosial tetapi
dalam ilmu alam.
e)
Hukum
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari sistem aturan yang telah
dilembagakan.
f)
Linguistik
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari aspek kognitif dan sosial
dari bahasa.
g)
Politik
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari pemerintahan sekelompok
manusia (termasuk Negara).
h)
Psikologi
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari tingkah laku dan proses
mental manusia.
i)
Sejarah
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari masa lalu yang berhubungan
dengan umat manusia. Mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan proses
perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupannya
yang terjadi pada masa lampau.
B. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Kajian Islam
1.
Pendekatan
Sosiologi
Sosiologi
berasal dari bahasa Latin socius, artinya teman atau kawan, dan logos
yang artinya ilmu pengetahuan. Sosiologi juga dikenal sebagai ilmu pengetahuan
tentang masyarakat.[4]
Tokoh
ilmu sosial Indonesia Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi memandang bahwa
sosiologi ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial
termasuk perubahan-perubahan sosial. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto
sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan
yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan
masyarakat.
Dari
definisi di atas, terlihat bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan
tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai
gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Dengan ilmu ini suatu fenomena
sosial dapat dianalisis dengan fakto-faktor yang mendorong terjadinya hubungan,
mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya proses
tersebut.[5]
Mengkaji
fenomena keagamaan berarti mempelajari perilaku manusia dalam kehidupannya
beragama. Fenomena keagamaan itu sendiri adalah perwujudan sikap dan perilaku
manusia yang menyangkut hal-hal yang dipandang suci, keramat yang beralasan
dari suatu kegaiban. Ilmu pengetahuan sosial dengan caranya masing-masing atau
metode, teknik dan peralatannya dapat mengamati dengan cermat perilaku manusia
itu, hingga menemukan segala unsur yang menjadi komponen terjadinya perilaku
itu. Sosiologi menyoroti dari sudut posisi manusia yang membawanya pada
perilaku itu.
Dimensi
lain dari agama Islam adalah masalah kehidupan manusia di muka bumi. Untuk
mempelajari ini dipergunakan pendekatan yang selama ini digunakan dalam ilmu
manusia. Islam merupakan agama yang membentuk masyarakat dan epradaban. Untuk
mempelajari dimensi ini pendekatan sosiologi tepat harus dipergunakan.
Sosiologi
merupakan sebuah kajian ilmu yang berkaitan dengan aspek hubungan sosial
manusia antar satu dengan yang lain atau antar kelompok satu dengan yang lain.
Sosiologi menitikberatkan pada sistem sosial (masyarakat) yang kompleks.
Sosiolagi merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat yang bersifat
empiris, teoritis, dan kumulatif.
2.
Pendekatan Antropologi
Antropologi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata anthropos, yang berarti manusia dan
logos berarti ilmu. Secara harfiah, antropologi berarti ilmu tentang manusia.
Menurut Koentjaraningrat, antripologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia
pada umumnya dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik masyarakat serta
kebudayaan yang dihasilkan.
Antropologi merupakan ilmu tentang
manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah keseluruhan pengalaman manusia yang
diperoleh sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan
menginterprestasikan pengalaman dan lingkungan dan mendasari serta mendorong
tingkah lakunya. Antropologi memperhatikan terbentuknya pola-pola prilaku
manusia dalam tatanan nilai yang dianut dalam kehidupan manusia.
Kebudayaan mencakup tiga aspek
yaitu pemikiran, kelakuan, dan hasil kelakuan. Kebudayaan manusia pada dasarnya
adalah serangkaian aturan-aturan atau kategorisasi-kategorisasi, serta
nilai-nilai. Kebudayaan bukan hanya ilmu pengetahuan saja, tetapi juga hal-hal
yang buruk, bahasa, dan lain sebagainya. Kebudayaan meliputi unsur-unsur ;
sistem sosial, sistem bahasa dan sistem komunikasi, sistem agama, sistem
ekonomi dan teknologi, sistem politik dan hukum. Yang termasuk penelitian
budaya adalah penelitian tentang naskah-naskah, alat-alat ritus keagamaan,
sejarah agama, nilai-nilai dari mitos-mitos yang dianut pemeluk agama dan lain
sebagainya.
Dalam konteks sebagai metedologi,
antropologi merupakan ilmu tentang masyarakat dengan titik tolak dari
unsur-unsur tradisional, mengenai aneka warna, bahasa dan sejarah
perkembangannya serta persebarannya, dan mengenai dasar-dasar kebudayaan
manusia dalam masyarakat. Memahami Islam secara antropologis memiliki makna
memahami Islam berdasarkan hal-hal tersebut diatas.[6]
Adapun metode yang lebih tepat
dengan pendekatan antropologi adalah metode holistik. Artinya, dalam melihat
suatu fenomena sosial harus diteliti dalam konteks totalitas kebudayaan
masyarakat yang dikaji. Sedang teknis pengumpulan data yang paling tepat adalah
dengan pengamatan terlibat (observasi) dan wawancara mendalam, yaitu terjun
langsung berbaur dengan masyarakat yang diteliti. Pengumpulan data semacam ini
dimaksudkan sebagai upaya untuk memperoleh pemahaman yang maksimal dari
persepektif masyarakat yang diteliti
bukan dari persepektif pengamat atau peneliti.
Ada lima gejala yang dapat
diteliti, yaitu:
1.
Scripture atau
naskah-naskah atau simbol-simbol.
2.
Penganut atau
pimpinan atau tokoh atau pemuka agama.
3.
Ritus-ritus,
lembaga-lembaga, dan ibadat-ibadat. Seperti shalat, puasa, haji, perkawinan,
waris,sekatenan, peringatan kelahiran Nabi Muhammad, peringatan Isra’ Mi’raj,
lembaga zakat, lembaga wakaf, dan lain-lain.
4.
Alat-alat agama
dan keagamaan. Seperti masjid, peci, tasbih, dan lain-lain.
5.
Organisasi-organisasi
sosial keagamaan.[7]
3.
Pendekatan Ilmu
Politik
Istilah
politik sering dikaitkan dengan berbagai kegiatan dalam sistem politik. Pada umumnya
politik dikaitkan dengan negara, konflik, dan consensus. Politik juga bisa
dipandang dari sudut kebijakan, kekuasaan, dan pengambilan keputusan.
Pengertain ilmu
politik menurut para ahli
1)
Menurut
Roger F. Soltau, Ilmu politik adalah kajian tentang negara, tujuan-tujuan
negara, dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu; hubungan
antara negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain.
2)
Menurut
J. Barents, Ilmu politik adalah ilmu tentang kehidupan negara yang merupakan
bagian dari kehidupan masyarakat; ilmu politik mempelajari negara-negara itu
melakukan tugas-tugasnya.
3)
Menurut
Harold Laswel, W.A. Robson, maupun Deliar Noer. Laswel mengemukakan, ilmu
politik sebagai disiplin empiris pengkajian tentang pembentukan dan pembagian
kekuasaan, serta tindakan politik seperti yang ditampilkan seseorang dalam
perspektif kekuasaan.
Pendekatan politis merupakan salah satu upaya memahami agama dengan
cara menanamkan nilai-nilai agama pada lembaga sosial agar timbul
motivasi/keinginan untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan serta perdamaian
pada masyarakat.
4.
Pendekatan
Pedagogis
Pedagogis
berasal dari bahasa Yunani yaitu Paedos yang berarti anak laki-laki, agogos
yang berarti mengantar, membimbing. Menurut Hoogveld, mendefinisikan pedagogis
adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu,
yaitu agar kelak ia mampu secara mendiri menyelesaikan tugas hidupnya. Sehingga
dengan kata lain pedagogis adalah ilmu mendidik anak.
Pendekatan ini
menuntut kita untuk berpandangan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang berada
dalam proses perkembangan dan pertumbuhan rohaniah dan jasmaniah yang
memerlukan bimbingan pengarahan melalui proses kependidikan.
Sasaran-sasaran
analisis dari pendekatan ini, antara lain:
1)
Pendidik
2)
Anak
didik
3)
Alat-alat
pendidikan
4)
Lingkungan
sekitar
5)
Cita-cita
tujuan[8]
C.
Contoh
aplikatif pendekatan ilmu sosial dalam kajian Islam
Ilmu sosial dapat digunakan sebagai
salah satu pendekatan dalam memahami agama. Hal demikian dapat dimengerti,
karena banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami secara proposional
dan tepat apabila menggunakan dari ilmu sosiologi. Dalam agama Islam dapat
dijumpai peristiwa Nabi Yusuf yang dahulu budak lalu akhirnya bisa menjadi
penguasa Mesir. Mengapa dalam melaksanakan tugasnya Nabi Musa harus dibantu
oleh Nabi Harun, dan masih banyak lagi contoh yang lain. Beberapa peristiwa
tersebut baru dapat dijelaskan dan sulit pula dipahami maksudnya. Di sinilah letak
sosiologi sebagai salah satu alat dalam memahami ajaran agama.
Pentingnya ilmu sosial dalam
memahami agama , dapat dipahami, karena banyak sekali ajaran agama yang
berkaitan dengan masalah sosial. Besarnya perhatian agama terhadap masalah
sosial ini selanjutnya mendorong kaum agama memahami ilmu-ilmu sosial sebagai
alat untuk memahami agamanya. Contoh dalam pendekatan sosiologi adalah dari 20
kitab fathul bari (syarah kitab shahih bukhori), hanya 4 jilid yang
berisi tentang ibadah. Sedangkan 16 lainnya berisi tentang muamalah.
Melalui pendekatan sosiologi, agama
dapat dipahami dengan mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk
kepentingan sosial. Dalam alqur’an misalnya kita jumpai ayat-ayat yang
berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya, sebab-sebab yang
menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu bangsa, dan sebab-sebab yang
menyebabkan terjadinya kesengsaraan. Semua itu jelas baru dapat dijelaskan
apabila yang memahaminya mengetahui sejarah sosial pada saat ajaran agama diturunkan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ilmu sosial
pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari perilaku dan aktivitas manusia
dalam kehidupan bersama. Dengan demikian ilmu sosial mempelajari bagaiman hubungan
manusia dengan manusia, dan bagaimana hubungan manusia dengan lingkungannya.
Dalam konteks ini, sangat jelas bahwa manusia bertugas mempelajari tentang
dirinya sendiri. Objek ilmu sosial adalah manusia dan hubungannya dengan
lingkungannya. Lingkungan dalam konteks ini berarti manusia lain atau objek fisik di sekitar manusia.
Melalui pendekatan sosiologi, agama
dapat dipahami dengan mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk
kepentingan sosial. Dalam alqur’an misalnya kita jumpai ayat-ayat yang
berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya, sebab-sebab yang
menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu bangsa, dan sebab-sebab yang
menyebabkan terjadinya kesengsaraan. Semua itu jelas baru dapat dijelaskan
apabila yang memahaminya mengetahui sejarah sosial pada saat ajaran agam
aditurunkan.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kami
mengharap kritik yang membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Khoiriyah. 2013.
Memahami Metodologi Studi Islam. Yogyakarta: Teras.
Kodir, Koko
Abdul. 2014. Metodologi Studi Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Nata, Abuddin.
2012. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Press.
Nasuka. 2005. Teori
Sistem. Jakarta: Prenada Media.
Nasution,
Khoiruddin. 2010. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: ACAdeMIA +
TAZZAFA.
Supardan, Dadang.
2013. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta:
Bumi Aksara.
Supardi. 2011. Dasar-dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta:
Ombak.
http://www.budhii.web.id/2014/10/pendekatan-pedagogis-dan-psikologis.html
(Oktober 2017). Diakses, 18 April
2017.
[2]
Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
hlm. 30.
[3]
Supardi, Dasar-dasar Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Ombak, 2011), hlm. 21.
[4]
Koko Abdul Kodir, Metodologi Studi Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2014), hlm. 114.
[5]Abuddin
Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hlm.39.
[6]
Khoiriyah, Memahami Metodologi Studi Islam, (Yogyakarta: Teras, 2013),
hlm. 91.
[7]
Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: ACAdeMIA +
TAZZAFA, 2010), hlm.210.
[8]
http://www.budhii.web.id/2014/10/pendekatan-pedagogis-dan-psikologis.html (Oktober
2017). Diakses, 18 April 2017.