ASSALAMUALAIKUM

Jumat, 09 Juni 2017

Makalah Pendekatan Ilmu Sosial Metodologi Studi Islam



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari manusia lain. Untuk itulah manusia selalu berhubungan atau berinteraksi dengan manusia lain, baik secara individu atau kelompok. Dalam proses tersebut tentu ada hubungan yang sifatnya timbal-balik.
Hubungan agama dengan berbagai unsur sosial dan budaya, seperti organisasi sosial, ekonomi, politik, dan pengetahuan. Sosiologi agama mempelajari hubungan antara fenomena yang terjadi dalam masyarakat dengan agama. Dalam sosiologi agama dipelajari beberapa materi yang meliputi perilaku manusia yang berhubungan dengan keyakinan yang dianutnya, peranan agama sebagai pranata sosial, perananan agama dalam perubahan masyarakat, dan peranan agama sebagai agen pengendalian sosial.
Untuk mengkaji (studi) Islam diperlukan pendekatan dan metode yang tepat dan sesuai untuk pemecahan masalah. Pendekatan dalam aplikasinya lebih mendekati disiplin ilmu karena tujuan utama pendekatan untuk mengetahui sebuah kajian dan langkah-langkah metodologis yang dipakai dalam pengkajian atau penelitian.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi ilmu sosial dan sebutkan cabang-cabangnya ?
2.      Jelaskan pendekatan sosiologi, antropologi, ilmu politik, dan pedagogis dan contoh aplikatif pendekatan ilmu sosial dalam kajian Islam ?
C.    Tujuan
1.      Dapat menjelaskan definisi ilmu sosial dan menyebutkan cabang-cabangnya.
2.      Dapat menjelaskan pendekatan sosiologi, antropologi, ilmu politik, dan pedagogis dan contoh aplikatif pendekatan ilmu sosial dalam kajian Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ilmu Sosial dan Cabang-cabangnya
1.      Pengertian Ilmu Sosial
Secara singkat pengertian tentang Ilmu Sosial dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1)   Ilmu Sosial terdiri dari berbagai ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk sosial. Karena juga ada kata sosial maka jawaban sederhana tersebut dapat diberi arti lebih lanjut. Ilmu Sosial ialah ilmu atau sejumlah ilmu yang mempelajari manusia dalam kehidupan sosialnya.
(2)   Batasan singkat tentang Ilmu Sosial dapat juga dikemukakan sebagai studi tingkah laku kelompok manusia, atau “The study of the group behavior of human beings”.[1]
Istilah ilmu sosial menurut Ralf Dahrendorf, seorang ahli sosiologi Jerman dan penulis buku Class and Class Conflict in Industrial Society,  merupakan suatu konsep yang ambisius untuk mendefinisikan seperangkat disiplin akademik yang memberikan perhatian pada aspek-aspek kemasyarakatan manusia. Ilmu-ilmu sosial mencakup sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, geografi sosial, politik bahkan sejarah walaupun di satu sisi ia termasuk ilmu humaniora.[2]
Ilmu sosial pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari perilaku dan aktivitas manusia dalam kehidupan bersama. Dengan demikian ilmu sosial mempelajari bagaiman hubungan manusia dengan manusia, dan bagaimana hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam konteks ini, sangat jelas bahwa manusia bertugas mempelajari tentang dirinya sendiri. Objek ilmu sosial adalah manusia dan hubungannya dengan lingkungannya. Lingkungan dalam konteks ini berarti manusia lain atau  objek fisik di sekitar manusia.
Ilmu sosial mengkaji perilaku manusia yang bermacam-macam. Misalnya perilaku manusia dalam hubungannya dengan manusia lain baik pribadi atau kelompokmelahirkan ilmu sosiologi, perilaku manusia pada masa lalu melahirkan ilmu sejarah, perilaku manusia kaitannya dengan kejiwaan melahirkan ilmu psikologi, perilaku manusia kaitannya dengan pemenuhan kebutuhannya melahirkan ilmu ekonomo, dan sebagainya.[3]
2.      Cabang-cabang Ilmu Sosial
Ilmu sosial memiliki beberapa cabang diantaranya adalah sebagai berikut:
a)      Sosiologi
Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu yang mempelajari masyarakat.
b)      Antropologi
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari manusia pada umumnya, dan khususnya antropologi budaya, yang mempelajari segi kebudayaan masyarakat.
c)      Ekonomi
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari produksi dan pembagian kekayaan dalam masyarakat, atau ilmu sosial yang mempelajari bagaimana manusia memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas baik jumlah maupun jenisnya, dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.
d)     Geografi
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Karena kaitannya dengan hal fisik inilah, sebagian ilmuwan tidak memasukkannya dalam ilmu sosial tetapi dalam ilmu alam.
e)      Hukum
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari sistem aturan yang telah dilembagakan.
f)       Linguistik
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari aspek kognitif dan sosial dari bahasa.
g)      Politik
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari pemerintahan sekelompok manusia (termasuk Negara).
h)      Psikologi
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari tingkah laku dan proses mental manusia.
i)        Sejarah
Merupakan ilmu sosial yang mempelajari masa lalu yang berhubungan dengan umat manusia. Mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan proses perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupannya yang terjadi pada masa lampau.
B.     Pendekatan Ilmu Sosial dalam Kajian Islam
1.      Pendekatan Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin socius, artinya teman atau kawan, dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Sosiologi juga dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.[4]
Tokoh ilmu sosial Indonesia Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi memandang bahwa sosiologi ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
Dari definisi di atas, terlihat bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Dengan ilmu ini suatu fenomena sosial dapat dianalisis dengan fakto-faktor yang mendorong terjadinya hubungan, mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya proses tersebut.[5]
Mengkaji fenomena keagamaan berarti mempelajari perilaku manusia dalam kehidupannya beragama. Fenomena keagamaan itu sendiri adalah perwujudan sikap dan perilaku manusia yang menyangkut hal-hal yang dipandang suci, keramat yang beralasan dari suatu kegaiban. Ilmu pengetahuan sosial dengan caranya masing-masing atau metode, teknik dan peralatannya dapat mengamati dengan cermat perilaku manusia itu, hingga menemukan segala unsur yang menjadi komponen terjadinya perilaku itu. Sosiologi menyoroti dari sudut posisi manusia yang membawanya pada perilaku itu.
Dimensi lain dari agama Islam adalah masalah kehidupan manusia di muka bumi. Untuk mempelajari ini dipergunakan pendekatan yang selama ini digunakan dalam ilmu manusia. Islam merupakan agama yang membentuk masyarakat dan epradaban. Untuk mempelajari dimensi ini pendekatan sosiologi tepat harus dipergunakan.
Sosiologi merupakan sebuah kajian ilmu yang berkaitan dengan aspek hubungan sosial manusia antar satu dengan yang lain atau antar kelompok satu dengan yang lain. Sosiologi menitikberatkan pada sistem sosial (masyarakat) yang kompleks. Sosiolagi merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat yang bersifat empiris, teoritis, dan kumulatif.


2.      Pendekatan Antropologi
Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata anthropos, yang berarti manusia dan logos berarti ilmu. Secara harfiah, antropologi berarti ilmu tentang manusia. Menurut Koentjaraningrat, antripologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Antropologi merupakan ilmu tentang manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah keseluruhan pengalaman manusia yang diperoleh sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterprestasikan pengalaman dan lingkungan dan mendasari serta mendorong tingkah lakunya. Antropologi memperhatikan terbentuknya pola-pola prilaku manusia dalam tatanan nilai yang dianut dalam kehidupan manusia.
Kebudayaan mencakup tiga aspek yaitu pemikiran, kelakuan, dan hasil kelakuan. Kebudayaan manusia pada dasarnya adalah serangkaian aturan-aturan atau kategorisasi-kategorisasi, serta nilai-nilai. Kebudayaan bukan hanya ilmu pengetahuan saja, tetapi juga hal-hal yang buruk, bahasa, dan lain sebagainya. Kebudayaan meliputi unsur-unsur ; sistem sosial, sistem bahasa dan sistem komunikasi, sistem agama, sistem ekonomi dan teknologi, sistem politik dan hukum. Yang termasuk penelitian budaya adalah penelitian tentang naskah-naskah, alat-alat ritus keagamaan, sejarah agama, nilai-nilai dari mitos-mitos yang dianut pemeluk agama dan lain sebagainya.
Dalam konteks sebagai metedologi, antropologi merupakan ilmu tentang masyarakat dengan titik tolak dari unsur-unsur tradisional, mengenai aneka warna, bahasa dan sejarah perkembangannya serta persebarannya, dan mengenai dasar-dasar kebudayaan manusia dalam masyarakat. Memahami Islam secara antropologis memiliki makna memahami Islam berdasarkan hal-hal tersebut diatas.[6]
Adapun metode yang lebih tepat dengan pendekatan antropologi adalah metode holistik. Artinya, dalam melihat suatu fenomena sosial harus diteliti dalam konteks totalitas kebudayaan masyarakat yang dikaji. Sedang teknis pengumpulan data yang paling tepat adalah dengan pengamatan terlibat (observasi) dan wawancara mendalam, yaitu terjun langsung berbaur dengan masyarakat yang diteliti. Pengumpulan data semacam ini dimaksudkan sebagai upaya untuk memperoleh pemahaman yang maksimal dari persepektif masyarakat  yang diteliti bukan dari persepektif pengamat atau peneliti.
Ada lima gejala yang dapat diteliti, yaitu:
1.      Scripture atau naskah-naskah atau simbol-simbol.
2.      Penganut atau pimpinan atau tokoh atau pemuka agama.
3.      Ritus-ritus, lembaga-lembaga, dan ibadat-ibadat. Seperti shalat, puasa, haji, perkawinan, waris,sekatenan, peringatan kelahiran Nabi Muhammad, peringatan Isra’ Mi’raj, lembaga zakat, lembaga wakaf, dan lain-lain.
4.      Alat-alat agama dan keagamaan. Seperti masjid, peci, tasbih, dan lain-lain.
5.      Organisasi-organisasi sosial keagamaan.[7]
3.      Pendekatan Ilmu Politik
Istilah politik sering dikaitkan dengan berbagai kegiatan dalam sistem politik. Pada umumnya politik dikaitkan dengan negara, konflik, dan consensus. Politik juga bisa dipandang dari sudut kebijakan, kekuasaan, dan pengambilan keputusan.
Pengertain ilmu politik menurut para ahli
1)      Menurut Roger F. Soltau, Ilmu politik adalah kajian tentang negara, tujuan-tujuan negara, dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu; hubungan antara negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain.
2)      Menurut J. Barents, Ilmu politik adalah ilmu tentang kehidupan negara yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat; ilmu politik mempelajari negara-negara itu melakukan tugas-tugasnya.
3)      Menurut Harold Laswel, W.A. Robson, maupun Deliar Noer. Laswel mengemukakan, ilmu politik sebagai disiplin empiris pengkajian tentang pembentukan dan pembagian kekuasaan, serta tindakan politik seperti yang ditampilkan seseorang dalam perspektif kekuasaan.
Pendekatan politis merupakan salah satu upaya memahami agama dengan cara menanamkan nilai-nilai agama pada lembaga sosial agar timbul motivasi/keinginan untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan serta perdamaian pada masyarakat.
4.      Pendekatan Pedagogis
Pedagogis berasal dari bahasa Yunani yaitu Paedos yang berarti anak laki-laki, agogos yang berarti mengantar, membimbing. Menurut Hoogveld, mendefinisikan pedagogis adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu agar kelak ia mampu secara mendiri menyelesaikan tugas hidupnya. Sehingga dengan kata lain pedagogis adalah ilmu mendidik anak.
Pendekatan ini menuntut kita untuk berpandangan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan rohaniah dan jasmaniah yang memerlukan bimbingan pengarahan melalui proses kependidikan.
Sasaran-sasaran analisis dari pendekatan ini, antara lain:
1)      Pendidik
2)      Anak didik
3)      Alat-alat pendidikan
4)      Lingkungan sekitar
5)      Cita-cita tujuan[8]
C.    Contoh aplikatif pendekatan ilmu sosial dalam kajian Islam
Ilmu sosial dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama. Hal demikian dapat dimengerti, karena banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami secara proposional dan tepat apabila menggunakan dari ilmu sosiologi. Dalam agama Islam dapat dijumpai peristiwa Nabi Yusuf yang dahulu budak lalu akhirnya bisa menjadi penguasa Mesir. Mengapa dalam melaksanakan tugasnya Nabi Musa harus dibantu oleh Nabi Harun, dan masih banyak lagi contoh yang lain. Beberapa peristiwa tersebut baru dapat dijelaskan dan sulit pula dipahami maksudnya. Di sinilah letak sosiologi sebagai salah satu alat dalam memahami ajaran agama.
Pentingnya ilmu sosial dalam memahami agama , dapat dipahami, karena banyak sekali ajaran agama yang berkaitan dengan masalah sosial. Besarnya perhatian agama terhadap masalah sosial ini selanjutnya mendorong kaum agama memahami ilmu-ilmu sosial sebagai alat untuk memahami agamanya. Contoh dalam pendekatan sosiologi adalah dari 20 kitab fathul bari (syarah kitab shahih bukhori), hanya 4 jilid yang berisi tentang ibadah. Sedangkan 16 lainnya berisi tentang muamalah.
Melalui pendekatan sosiologi, agama dapat dipahami dengan mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. Dalam alqur’an misalnya kita jumpai ayat-ayat yang berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya, sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu bangsa, dan sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kesengsaraan. Semua itu jelas baru dapat dijelaskan apabila yang memahaminya mengetahui sejarah sosial pada saat ajaran agama diturunkan.


BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Ilmu sosial pada dasarnya merupakan ilmu yang mempelajari perilaku dan aktivitas manusia dalam kehidupan bersama. Dengan demikian ilmu sosial mempelajari bagaiman hubungan manusia dengan manusia, dan bagaimana hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam konteks ini, sangat jelas bahwa manusia bertugas mempelajari tentang dirinya sendiri. Objek ilmu sosial adalah manusia dan hubungannya dengan lingkungannya. Lingkungan dalam konteks ini berarti manusia lain atau  objek fisik di sekitar manusia.
Melalui pendekatan sosiologi, agama dapat dipahami dengan mudah, karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial. Dalam alqur’an misalnya kita jumpai ayat-ayat yang berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya, sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kemakmuran suatu bangsa, dan sebab-sebab yang menyebabkan terjadinya kesengsaraan. Semua itu jelas baru dapat dijelaskan apabila yang memahaminya mengetahui sejarah sosial pada saat ajaran agam aditurunkan.
B.     Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari bahwa makalah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kami mengharap kritik yang membangun dari pembaca.








DAFTAR PUSTAKA

Khoiriyah. 2013. Memahami Metodologi Studi Islam. Yogyakarta: Teras.
Kodir, Koko Abdul. 2014. Metodologi Studi Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Nata, Abuddin. 2012. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Press.
Nasuka. 2005. Teori Sistem. Jakarta: Prenada Media.
Nasution, Khoiruddin. 2010. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: ACAdeMIA +
            TAZZAFA.
Supardan, Dadang. 2013.  Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Supardi. 2011.  Dasar-dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Ombak.
http://www.budhii.web.id/2014/10/pendekatan-pedagogis-dan-psikologis.html
            (Oktober 2017). Diakses, 18 April 2017.










[1] Nasuka, Teori Sistem, (Jakarta: Prenada Media, 2005), hlm. 43-44.    
[2] Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 30.
[3] Supardi, Dasar-dasar Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Ombak, 2011), hlm. 21.
[4] Koko Abdul Kodir, Metodologi Studi Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), hlm. 114.
[5]Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hlm.39.
[6] Khoiriyah, Memahami Metodologi Studi Islam, (Yogyakarta: Teras, 2013), hlm. 91.
[7] Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: ACAdeMIA + TAZZAFA, 2010), hlm.210.
[8] http://www.budhii.web.id/2014/10/pendekatan-pedagogis-dan-psikologis.html (Oktober 2017). Diakses, 18 April 2017.

About me

Hallo Salam kenal saya Salma Urfa dari Pekalongan Jawa Tengah. Saya kelahiran tahun 1998, anak pertama dari tiga bersaudara. Kegiatan sehar...