ASSALAMUALAIKUM

Selasa, 01 Mei 2018

Materi Ajar Madrasah Tsanawiyah (MTS) Kelas VII Semester Ganjil (Materi II)


SIFAT-SIFAT ALLAH DAN PEMBAGIANNYA
Sifat Wajib dan Mustahil Allah Swt.
Kita akan pelajari sifat wajib Allah dan mustahil-Nya secara bersamaan. Karena pada dasarnya, sifat mustahil adalah kebalikan dari sifat wajib.
Pengertian dan sifat-sifat wajib serta mustahil Allah
Yang dimaksud sifat wajib Allah Swt. ialah sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah Swt. yang sesuai dengan keagungan-Nya sebagai Pencipta alam seisinya As.Sedangkan sifat mustahil Allah adalah kebalikan dari sifat wajib Allah, yaitu sifat yang tidak mungkin ada dan tidak layak disandarkan pada Zat-Nya sebagai Pencipta alam semesta. Sifat-sifat wajib dan mustahil Allah adalah sebagai berikut:
Wajib : Wujud artinya ada.
Mustahil : ‘Adam artinya tidak ada.
Adanya Allah Swt. dapat dibuktikan dengan adanya alam ini. Semua barang yang ada di lingkungan kita pasti ada yang membuat. Adanya meja ada yang membuat, yaitu tukang. Adanya baju atau pakaian karena dibuat oleh penjahit. Alam ini pasti ada yang membuat dan tidak mungkin ada dengan sendirinya. Allah Swt. berfirman dalam Qs. Ali Imran [3]:2:
"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup Kekal lagi Terus Menerus Mengurus makhluk-Nya.
Wajib : (Qidam)  artinya terdahulu.
mustahil :  Fana’ artinya rusak.
Akal sehat mengatakan bahwa tukang kayu lebih dahulu ada daripada meja yang  dibuatnya. Allah Swt. adalah pencipta alam semesta, Dia  lebih dahulu ada sebelum alam ini ada. Firman Allah Qs. Al-Hadid [57] : 3
”Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin;  dan Dia  Maha Mengetahui segala sesuatu" .
Wajib : Baqa’ artinya berbeda dengan makhluk.
Mustahil : artinya serupa dengan makhluk. Semua makhluk ciptaan Allah Swt. akan rusak, sedangkan Dia sebagai pencipta  tidak akan rusak. Allah Swt. akan kekal selamanya dan Dia tidak akan pernah mati.  Firman Allah Swt. dalam Q.S Ar-Rahman [55] : 27 .
“Dan tetap kekal Zat Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan.
Wajib : MukhƗlafatu lil Hawaadisi artinya Berbeda dengan Makhluk.
Mustahil : Mumasalatul Hawaadisi artinya serupa dengan Makhluk.
Allah Swt. memiliki sifat yang sempurna dan istimewa. Sifat Allah Swt. berbeda  dengan sifat makhluk-Nya. Allah Swt. berfirman:
”Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat”.
Wajib : Qiyamuhu Binafsihi artinya berdiri sendiri.
Mustahil : Ihtiyaju Lighhoirihi artinya butuh kepada yang lain. Allah Swt. Sebagai pencipta alam adalah Maha kuasa. Dia tidak memerlukan  bantuan dari kekuatan lain karena mempunyai kekuatan yang ada pada diri-Nya. Firman Allah Swt. Qs. Al-Ankabuut ayat 6.

 “… dan Barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (Qs. Al-Ankabut [29]:6)
Wajib : Waۊdaniah artinya esa.
Mustahil : Ta’addud artinya berbilang.
Manusia dituntut untuk meyakini bahwa wujud Allah Maha Esa (satu). Firman Allah Swt.:
Artinya :” Katakanlah: «Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,(Qs. Al-Ikhlash [112]:1  
“Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. (Qs. Al-Anbiyaa [21]:22)
Wajib :  Qudrat artinya kuasa.
Mustahil : ’Ajzun artinya lemah.
Manusia dapat berkuasa, tetapi kekuasaannya sangat terbatas. Manusia tidak  akan dapat mempertahankan dirinya untuk tetap hidup. Kuasa Allah Swt. Di atas  segalagalanya. Allah Swt. Berfirman :
 ” Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (Q.S. al-Baqarah [2] : 20)
Wajib : Iradah artinya berkehehdak.
Mustahil : Karahah artinya terpaksa.
Manusia mempunyai kehendak, tetapi banyak yang tidak terlaksana. Kehendak Allah Swt. Pasti terlaksana karena Dia Maha Kuasa. Jika Allah Swt. Berkehendak, tidak satu pun yang dapat menolak. Allah Swt. Mempunyai kemauan dan kehendak  sendiri dalam menciptakan alam semesta. Dia tidak akan pernah diperintah dan  diatur pihak lain. Firman Allah Swt.:
”Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu  hanyalah  berkata kepadanya: «Jadilah!» maka terjadilah ia.(Q.S.Yasin [36]: 82).
Wajib : ‘Ilmun artinya mengetahui.
Mustahil : Jahlun artinya bodoh.
Akal sehat pasti mengakui bahwa orang yang membuat sesuatu pasti mengetahui sesuatu yang akan dibuat. Allah Swt. adalah pencipta alam ini dan Dia mengetahui  semua ciptaan-Nya. Firman Allah Swt.:
” dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.» (Qs.  Al-Hujuraat [49] : 16)
Wajib :  Hayat artinya hidup.
Mustahil :  Mautun artinya mati.
Seluruh kehidupan makhluk tunduk kepada Allah Swt. Dia yang mengatur semua kehidupan makhluk hidup. Allah Swt. Tidak akan mati dan Dia kekal selamanya   Allah Swt. Berfirman:
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup Kekal lagi terus menerus Mengurus makhluk-Nya.(Q.S. Ali Imran 3 : 2)
Wajib :  Sama’ artinya mendengar.
Mustahil :  Shummun artinya tuli.
Tidak ada suatu yang tidak didengar oleh Allah Swt. Walaupun jumlah suara manusia ratusan juta, semua akan didengar oleh Allah Swt. Allah Swt. Berfirman:
"  Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" . (Q.S. al-HujurƗt 49 : 1)
Wajib :  Bashar artinya melihat.
Mustahil : ’Umyun artinya buta.
Allah melihat segala sesuatu, baik yang besar maupun yang kecil, bahkan yang tersembunyi, tanpa bantuan alat untuk melihat. Penglihatan Allah tidak ada batasnya. Teknologi manusia yang paling canggih pun tidak mungkin dapat mengimbangi penglihatan Allah. Firman Allah Swt.:
”Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat” . (Q.S. al-Isra [17] : 1)
Wajib : Kalam artinya berfirman.
Mustahil : Bukmun artinya bisu.
Wajib :  Qadiran artinya Yang Maha Kuasa.
Mustahil : ’Ɩjizan artinya yang lemah.
Sesungguhnya Allah Zat Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.

Wajib  : Muridan artinya yang Maha Berkehendak.
Mustahil : Mukrahan artinya yang terpaksa.
Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu.
Wajib : ‘Ɩliman artinya Yang MahaMengetahui.
Mustahil : JƗhilan artinya yang bodoh.
Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu.
Wajib :  Hayyan artinya Yang Maha Hidup.
Mustahil : Mayyitan artinya yang mati.
Sesungguhnya Allah Zat Yang Mahahidup, hidup selamnya dan tidak akan mati.
Wajib : Sami’an artinya Maha Mendengar.
Mustahil : Asammu artinya yang tuli.
Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Mendengar atas segala sesuatu.
Wajib : Ba܈iran artinya Yang Maha Melihat.
Mustahil : A’ma artinya yang buta.
Sesungguhnya Allah adalah Zat Yang Maha Melihat atas segala sesuatu.
Wajib : Mutakalliman artinya Yang Maha Berfirman.
Mustahil : Abkam artinya yang Bisu.
Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Berkata-kata atau Maha Berfirman.
Pembagian Sifat-sifat wajib bagi Allah
Dua puluh sifat di atas tersebut dikelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut:
Sifat Naf܈iyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Zat Allah Swt. semata. Sifat naf܈iyah ini ada satu, yaitu wujud
Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang menolak segala sifat-sifat yang tidak layak dan patut bagi Allah Swt, sebab Allah Maha Sempurna dan tidak memiliki kekurangan. Atau bisa diartikan sifat salbiyah ini hanya dimilki oleh Allah dan tidak dimiliki oleh makhluk-Nya.
Sifat salbiyah ini ada lima, yaitu :      
Qidam                            
Baqa’                              
 Mukhalafatu lil hawadisi
Qiyamuhu binafsihi        
Wah daniyyah              
Sifat Ma’ani, yaitu sifat yang ada pada zat Allah yang sesuai dengan kesempurnaan Allah. Karena keberadaan sifat inilah nantinya muncul sifat ma’nawiyah. Yang termasuk sifat ma’ani ada tujuh, yaitu:
Qudrat  
Iradat
‘Ilmu
Hayat
Sama’
Ba܈ar
KalƗm
Sifat-sifat ma’ani ini adalah sifat-sifat yang juga dimiliki oleh makhluk. Bedanya, jika yang memiliki sifat ini Allah maka sifat ini tidak tebatas, sedangkan jika yang memiliki sifat ini makhluk, maka sifat ini terbatas. Contohnya: Allah Maha hidup artinya selamanya dan tidak akan mati. Sedangkan makhluk-Nya juga hidup, tapi suatu saat akan mati. 4.
Sifat Ma’nawiyah, yaitu sifat yang selalu tetap ada pada zat Allah dan tidak mungkin pada suatu ketika Allah tidak bersifat demikian. Jumlah sifat ma’nawiyah sama dengan jumlah sifat ma’ani, yaitu:
Qdiran
Muridan
’Ɩliman
Hayyan
Sami’an
Basiran
Mutakalliman
Sifat-sifat ini sebagai penguat dari sifat-sifat ma’ani Allah. Dengan demikian, sifat ma’ani Allah dan ma’nawiyah-Nya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya, sebab setiap ada sifat ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah. Dengan kata lain, sifat ma’anawiyah Allah menggambarkan keberadaan dan Zat Allah yang terus menerus memiliki sifat ma’ani. Jika disebutkan Allah bersifat Qudrat (Kuasa), artinya secara otomatis Allah adalah Zat Yang Maha Kuasa dan akan tetap seperti itu tanpa ada batasnya.
Sifat Jaiz Bagi Allah Swt.
Sifat jaiz Allah Swt.. berarti  sifat kebebasan Allah, yakni kebebasan yang dimilikiNya sebagai Tuhan semesta alam. Sifat jaiz Allah Swt.. ialah kebebasan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya yang mutlak.
”Memperbuat segala seseuatu yang mungkin terjadi atau tidak memperbuatnya.” Firman Allah Swt.:
”Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (Q.S. Al-Baqarah [2] :284).
Berikut ini kebebasan-kebebasan mutlak yang dimiliki Allah Swt. a.
 Kebebasan untuk mencipta atau tidak mencipta sesuatu. Allah Swt berfirman :
”Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya.  Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia) (Qs. al-Qasas [28] :68)
Ayat di atas menjelaskan bahwa apa yang hendak dicipta Allah Swt.. tergantung pada kehendak-Nya semata. Dia memilih sesuatu sesuai kehendak-Nya dan tidak ada pihak lain yang dapat mempengaruhi-Nya.
 Makhluk tidak mempunyai wewenang untuk memilih dan tidak dapat menolak kehendak Allah Swt. jika Allah menghendaki laki-laki, jadilah laki-laki, demikian pula sebaliknya. Manusia hanya diberi hak untuk memohon kepada-Nya. Jika Allah Swt. mengabulkan, jadilah apa yang dikehendaki manusia. Sebaliknya, jika Allah tidak menghendaki, apa pun yang diinginkan manusia tidak akan terjadi.
Kebebasan untuk Mengatur Semua Makhluk Sesuai yang Dia Kehendaki   Kebebasan Allah dalam mengatur semua makhluk telah ditegaskan dalam firmanNya yang sekaligus merupakan tuntunan doa bagi kita. Firman Allah Swt.:
Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan   kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau  kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang  yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Q.S. Ali Imran [3]:26)                      
Semua perjalanan hidup yang dialami manusia ada pada kekuasaan Allah Swt. Naiknya seseorang ke derajat yang tinggi atau turunnya dari derajat yang tinggi ke derajat rendah tidak terlepas dari kuasa dan kehendak-Nya.
Manusia hendaknya menyadari sedalam-dalamnya sehingga tidak sombong saat mendapatkan atau mengalami suatu yang lebih dari pada yang lainya seperti ilmu, kebahgiaan, harta, dan lain sebagainya. Sebaliknya, tidak mudah mengalami tekanan batin apabila suatu saat mengalami keadaan  yang kurang menyenangkan. Suka dan duka serta sedih dan gembira adalah bagian dari perjuangan hidup yang harus dihadapi dengan kepasrahan jiwa dan raga kepada Allah Swt. Yang mengatur segala-galanya.

1 komentar:

  1. Bet365 casino site review | Login, Games, Betting, Odds, Jackpots
    Bet365 Online Casino Review for 2021 | A Guide to Bet365 Casino Games & Betting Options the most important luckyclub aspect to the site's customer

    BalasHapus

About me

Hallo Salam kenal saya Salma Urfa dari Pekalongan Jawa Tengah. Saya kelahiran tahun 1998, anak pertama dari tiga bersaudara. Kegiatan sehar...